Saung Guru

Abstrak
Sulaman dan bordir telah lama berkembang secara spesifik dan budaya didaerah Kab/Kota Sumbar. Issu yang belum terpecahkan hingga kini perajin/pengusaha di sentra IKM sulaman Sumatera Barat kesulitan menciptakan desain fashion yang kreativ dan inovatif, sehingga dipasar global banyak ditemukan hasil produknya kurang diminati pasar dan kalah bersaing dengan produk bordir dari Cina dan Turki. Implikasi nyata dari permasalahan ini aktivitas sentra industri di Sumatera Barat cendrung menurun dan produktivitas rendah. Telah banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan persoalan tersebut diantaranya pelatihan desain bordir untuk IKM di balai diklat industri (BDI) regional II Padang dibawah Kementerian perindustrian, namun hingga kini belum memperlihatkan hasil yang mampu meningkatkan kreativitas SDM dan produktivitas IKM. Hal ini dimungkinkan karena BDI belum memiliki kurikulum dengan metode dan bahan ajar menuntun latihan-latihan yang menyentuh aspek desain dan teknis kepada pelaku IKM. Metode pembelajaran yang mampu menuntun latihan-latihan dan ulangan pada pelatihan industry dan mampu memantapkan keterampilan kreativitas mendesain bordir yaitu training model. Metode ini didukung oleh teori belajar Thorndike, yaitu makin sering diulang materi ajar yang berasal dari pengajar makin besar kemungkinan dikuasai peserta didik. Implikasinya, dengan meningkatnya kreativitas SDM IKM bordir sesuai tuntutan pasar, maka aktivitas juga akan meningkat.