[ISSN:2086-7484] Jurnal Saung Guru ini merupakan jawaban atas urgensi kebutuhan para dosen dan guru dalam rangka tuntutan karir sebagai tenaga pendidik.
Fungsi hidrologis terkadang banyak dilupakan dalam menata ruang terbuka hijau, fungsi hidrologis suatu taman adalah dapat meningkatkan kapasitas infiltrasi yang merupakan alternatif artificial recharge bagi peningkatan cadangan air tanah (groundwater). Daerah resapan di perkotaan termasuk Bandung semakin terdesak oleh berbagai ‘pertumbuhan’ diantaranya pertumbuhan penduduk, polusi, mental dan sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen murni (true experiment) dengan cara mencoba berbagai parameter infiltrasi secara variatif kemudian dikaji-banding pada kondisi eksisting taman kota/taman hutan kota. Mempelajari hubungan sebab akibat antara parameter infiltrasi-estetika-vegetal cover untuk memperoleh pola taman yang memenuhi fungsi estetika dan hidrologis. Unsur estetika dengan mempelajari jenis tanaman yang biasa dipakai sebagai penutup taman kota sedangkan aspek hidrologis dengan melakukan pengukuran laju infiltrasi pada taman-taman yang sudah ada dan model taman yang direkayasa untuk mendapatkan taman yang multipurpose. Komposisi campuran tanah : pasir : abu sekam padi dengan rasio 1:1:2 memberikan laju infiltrasi yang optimum sebesar 13.624 cm/jam kondisi non-vegetasi dan 21.39 cm/jam setelah diberi vegetasi jenis rerumputan (rumput peking dan rumput gajah). Diameter rerata menengah butiran untuk komposisi ini sebesar 1.32 mm dengan Cu = 9.00 yang dideskripsikan sebagai butiran dengan gradasi baik. Peningkatan laju infiltrasi dari non-vegetasi ke vegetasi sebesar 57%, artinya cukup signifikan sebagai salah satu upaya meningkatkan artificial recharge pada musim hujan dalam rangka mencadang air tanah, yang dikaitkan dengan fungsi ruang terbuka hijau.