« Vol.I No.1 April 2010STIMULASI PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA DINI DI SETTING KELOMPOK BERMAIN DAN RELEVANSINYA DENGAN HAKIKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN BIMBINGAN
Sukiman (Dosen Universitas Muria Kudus)Abstrak
Peran strategis sumber daya anak (SDA) yang berkualitas dalam pembangunan dilihat dari sisi pendidikan menunjukkan bahwa aspek mutu belum sesuai dengan harapan nasional. Indikator rendahnya mutu pendidikan nasional dapat dilihat pada prestasi siswa. Setting penelitian ini kelompok bermain distimulasi sesuai dengan hakikat pendidikan anak usia dini. Bentuk dan strategi penelitiannya berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, keyakinan dan proses (cara memberikan stimulasi), dan bentuk strategi yang paling tepat adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan datanya melalui wawancara, observasi mendalam langsung, mencatat dokumen secara sapling. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kelompok bermain sebanyak delapan buah: stimulasi perkembangan diri anak pada ketiga setting kelompok bermain kasus penelitian belum terlaksana secara menyeluruh, dan belum merata pada semua aspeknya. Kedua, perhatian pendidik dalam mengembangkan kecerdasan jamak, dalam belajar dan bermain. Perhatian pendidik pada perkembangan kecerdasan jamak dalam kegiatan belajar dan beramain belum dapat dilaksanakan secara penuh. Persentase pemberian perhatian pada kecerdasan jamak yang sama dan/atau ada di atas rata-rata terletak pada stimulasi kecerasan bahasa, kinestetik, visual-spatial, dan intrapersonal. Sedangkan pemberian stimulasi bagi perkembangan kecerdasan logika-matematika, interpersonal, naturalis, dan musik masih di bawah rerata. Ketiga, aspek yang harus diperhatikan pengembangannya sewaktu dalam pelaksanaan belajar dan bermain, yaitu kecerdasan jamak, dalam rangka perkembangan diri anak ditilik dari tingkat relevansinya dengan hakikat pendidikan anak usia dini belum semuanya bisa dikatakan relevan. Keempat, upaya stimulasi baik pada pengembangan diri maupun perhatian pada pengembangan kecerdasan jamak terletak pada: 1) pelaksanaan belajar dan bermain yang kurang terpadu, 2) kurangnya perhatian terhadap anak sewaktu beraktiviras, dan 3) stimulasi yang dilakukan belum menimbulkan rasa senang pada diri anak sewaktu berkegiatan. Kelima, kegiatan belajar dan bermain dilakukan pendidik sebagian telah bermuatan bimbingan. Ketujuh, rumusan prinsip-prinsip pembelajaran disetting: 1) prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan, 2) prinsip berkenaan dengan permasalahan dan perkembangan individu, 3) prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan, 4)
prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan layanan
Kata kunci : stimulasi, perkembangan, bimbingan
Abstrak DOC
Abstrak PDF
Send to email
Print
Share on Facebook