Proceeding Departemen Pedagogik Prodi PGSD

Abstrak
Kualitas SDM yang dihasilkan melalui jalur pendidikan formal khususnya di SMK, kunci utamanya ada pada guru. Kurikulum SMK yang bersifat “given” lebih berorientasi pada hard skill, sedangkan dari aspek soft skill masih kurang. Di sisi lain saat ini justru soft skill banyak dijadikan pertimbangan baik untuk keperluan rekrutmen, maupun dalam peningkatan produktivitas dan kinerja saat mereka bekerja oleh Du/Di. LPTK sebagai lembaga yang diberi kewenangan untuk menyiapkan calon guru selama ini masih menghadapi permasalahan yang hampir sama dengan SMK yaitu dengan memberikan kecakapan yang menekankan pada pemberian kecakapan hard skill. Diterapkannya kurikulum 2013 oleh Depdikbud di semua tingkat satuan pendidikan dengan struktur kurikulum yang memasukkan pendidikan karakter dalam pelajaran agama, mencerminkan bahwa soft skill kini sudah menjadi bagian dari proses pendidikan. Belum optimalnya sentuhan aspek-aspek soft skill yang dibutuhkan lulusan SMK sesuai kebutuhan Du/Di, karena dalam proses pembelajarannya masih berorientasi pada penanaman nilai-nilai etika. Oleh karena itu model pendidikan soft skill perlu disesuaikan dengan kebutuhan calon guru SMK sebagai langkah nyata dalam rangka memperbaiki kualitas sistem pembentukan calon guru SMK yang ada di LPTK selama ini. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengidentifikasi aspek-aspek soft skill yang dibutuhkan calon guru SMK dengan memilih model pembelajaran yang tidak mengganggu waktu perkuliahan. Dengan demikian LPTK sebagai penghasil calon guru sudah saatnya melakukan rekonstuksi kurikulum dengan memasukkan soft skill secara eksplisit sebagai bagian terintegrasi dalam proses pendidikan calon guru SMK.