Proceeding Departemen Pedagogik Prodi PGSD

Kincir air tradisional adalah salah satu teknologi peninggalan nenek moyang yang sudah sejak lama digunakan mengangkat atau menaikkan air sungai untuk memenuhi berbagai kebutuhan air seperti keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK) serta kebutuhan air irigasi lahan/sawah tadah hujan di daerah Propinsi Sumatera Barat, Jawa Barat dan beberapa tempat lainnya di Indonesia. Pada tahun 1994/1995 dan 1996/1997 peneliti Pusat Litbang Sumber Daya Air, telah melakukan penelitian dan uji coba model di laboratorium dan prototipe di lapangan, hasil uji coba dan penelitian terhadap modifikasi Kincir Air Tradisional, ternyata debit timbaan (daya angkat) sebuah Kincir Air dapat ditingkatkan dari 1,0 – 1,5 liter/detik menjadi 3,22 – 4,5 liter/detik (Kincir Air tipe PUS AIR I ,II dan III), lihat gambar 1 - 2 dan gambar 3. Pada tahun 1999/2000 dan 2000/2001 telah melakukan uji penerapan prototipe Kincir Air Tipe PUS AIR tersebut di Sumatera Selatan dan Di Timika Irian Jaya, debit timbaan yang dihasilkan sebuah Kincir Air tersebut dapat lebih besar lagi yaitu bisa mencapai 6,0 – 10,0 liter/detik. Penelitian secara ilmiah dan model matematika tentang kinerja Kincir Air yang digerakkan oleh tenaga (daya dorong) air belum dilakukan, sehingga rumus atau model matematikanya belum didapat dan terungkap. Secara ilmu Fisika dan Matematika Kincir Air dapat bergerak atau berputar karena dorongan aliran air menimbulkan energi (fluida) yang menekan daun kipas (sudu-sudu) yang dipasang pada kincir air secara kontinu. Gaya tekan (impuls) yang diterima daun kipas (sudu-sudu) dari aliran fluida menyebabkan timbulnya putaran (rotasi) pada kincir air yang dilengkapi atau dipasang timba untuk mengangkat air sungai atau air saluran di tempat kincir air tersebut dipasang. Berdasarkan hasil kajian, diharapkan dapat membuktikan rumus (formula) Fisika dan matematika, sehingga bisa dijadikan panduan atau pedoman untuk merencanakan (mendesain) dimensi dan ukuran diameter kincir air yang diperlukan dilapangan.