Mimbar Pendidikan Dasar
Jurnal yang menampung karya ilmiah berkaitan dengan pendidikan dasar, rujukan ilmiah, publikasi ilmiah, kebijakan, kurikulum pendidikan dasar dan perkembangan pendidikan dan pembelajaran di jenjang pendidikan dasar.
EDISI
« Volume 2 Nomor 2 Juli 2005REKAYASA EKO HIDRAULIK DALAM BENDUNG TRADISIONAL UNTUK IRIGASI PERTANIAN BERBASIS EKOLOGI
Iden Wildensyah,
SukadiAbstrakIrigasi pada umumnya adalah usaha mendatangkan air dengan membuat bangunan–bangunan dan saluran–saluran untuk mengalirkan air guna keperluan pertanian, membagi–bagikan air ke sawah–sawah dengan cara teratur dan membuang air yang tidak diperlukan lagi, setelah digunakan dengan sebaik – baiknya. Bendung tradisional adalah bendung dengan konstruksi sederhana, cara yang dilakukannya juga sederhana yaitu dengan menumpuk batu atau cerucuk – cerucuk yang di isi batu sebagai bahan bendung. (Erman Mawardi dan Moch Memed, 2002). Pola rekayasa Eko Hidraulik diartikan bahwa penyelesaian masalah di wilayah keairan (sungai, danau dan pantai) di dasarkan pada fungsi hidraulik wilayah keairan, dengan mempertimbangkan dampak negatif dan keterkaitannya terhadap komponen ekologis yang ada. Kesatuan antara faktor ekologi dan hidraulik ini terlihat pada sungai alami yang biasanya memiliki tampang melintang bervariasi serta ditumbuhi vegetasi yang lebat. Sebagai bentuk pendekatan teknologi alternatif, rekayasa Eko – Hidraulik dalam bendung tradisional dapat kembangkan untuk pembangunan irigasi pertanian, pengairan ladang dan kebutuhan penduduk lainnya dengan melakukan studi analisis pendahuluan tentang kondisi geografis daerah setempat. Di perlukan sebuah usaha untuk memasyarakatkan pola rekayasa Eko – Hidraulik pengelolaan Daerah Aliran Sungai selanjutnya selain bendung karena mempunyai dampak terhadap lingkungan yang tinggi dan mampu memberikan solusi alternatif bagi pengembangan irigasi untuk pertanian penduduk.
Kata kunci : bendung tradisional, eko hidrolik
Abstrak DOC
Abstrak PDF
Send to email
Print
Share on Facebook
© Universitas Pendidikan Indonesia 2011.