AbstrakDalam keadaan keterpurukan sejak awal dan selama krisis, salah satu bentuk usaha yang tetap eksis dan tidak mengalami goncangan yang hebat sebagaimana dialami beberapa kalangan usaha adalah koperasi dan usaha kecil menengah (KUKM). Usaha kecil menengah dan koperasi memberi kontribusi yang tidak sedikit dalam turut mensejahterakan masyarakat di masa krisis.
Hasil penelitianpada KPRI di Kota Bandung menunjukkan perilaku kewirausahaan pengurus rata-rata dikategorikan baik atau cukup tinggi, dan aspek kemampuan manajerial pengurus merupakan perilaku yang paling menonjol dengan skor paling tinggi. Tingkat partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan berada pada peringkat tertinggi, sedangkan struktur modal KPRI selama tiga tahun terakhir (2000 – 2002) rata-rata sebesar 729,12%. Untuk efektivitas usaha dengan indikator realisasi SHU, tingkat rentabilitas ekonomis dan tingkat rentabilitas modal sendiri, sebagian besar KPRI di Kota Bandung berada pada klasifikasi pencapaian efektivitas organisasi sedang.
Tidak adanya pengaruh faktor perilaku kewirausahaan pengurus, partisipasi anggota dan struktur modal terhadap efektivitas organisasi KPRI, mengindikasikan bahwa semuanya terpulang pada karakteristik KPRI itu sendiri. Pertama: latar belakang pendiriannya yang bukan atas dasar kesadaran akan kesamaan kebutuhan/kepentingan; Kedua: kepengurusan dengan sendirinya bukan mereka yang benar-benar memiliki kepedulian terhadap koperasi yang ditunjang dengan pengetahuan dan wawasan luas mengenai koperasi; Ketiga: keikutsertaan karyawan/pegawai suatu isntansi sebagai anggota KPRI bukan didasarkan pada kesadaran untuk berkehidupan koperasi; Keempat: permodalan dan kegiatan usaha yang terbatas umumnya berupa kegiatan simpan pinjam; Kelima: kemudahan dan keterjaminan pembayaran simpanan dan kewajiban anggota melalui sistem potong
slip gaji. Hal yang terakhir inilah yang diduga menjadi faktor paling menentukan keberhasilan usaha KPRI, jadi bukan karena faktor lain sebagaimana variabel yang diamati dalam penelitian ini.