« Vol. 10, No. 2, November 2011KEARIFAN LOKAL TERKAIT KEDUDUKAN MANUSIA DALAM KUMPULAN CERPEN KOLECER & HARI RAYA HANTU
Resti Nurfaidah,
Balai Bahasa Bandung Abstrak
Tulisan ini mengetengahkan kearifan lokal dalam kumpulan cerpen Kolecer & Hari Raya Hantu. Benang merah kumpulan cerpen ini berkait dengan posisi manusia di antara sesamanya, yaitu kedudukan lelaki dan perempuan dalam keluarga, kedudukan anak dalam keluarga, kedudukan wanita dalam masyarakat, dan adat perkawinan. Kedudukan lelaki dan perempuan dalam setiap suku bangsa di Nusantara berbeda-beda. Masih banyak perempuan yang tersudut dalam kungkungan adat hingga tidak memiliki kesempatan luas untuk menunjukkan jati dirinya. Demikian pula kedudukan anak dalam keluarga tidak jauh berbeda. Masih banyak anak yang kurang beruntung, di antaranya, yang tidak dikehendaki kehadirannya hanya karena berjenis kelamin tertentu. Suku Batak dan Minangkabau, misalnya, sangat mendambakan kehadiran anak lelaki. Kearifan lokal rupanya masih bertahan dalam kehidupan manusia modern. Hantaman arus globalisasi tidak lantas mampu melenyapkan kekayaan Nusantara itu. Meskipun sikap pro dan kontra terus bermunculan, para pelaku dan pelestari kearifan lokal itu memiliki kesetiaan yang tinggi. Kearifan lokal dianggap lebih membumi daripada kearifan universal kiriman dari luar yang dianggap tidak mengenal batas-batas kewenangan itu. Cerpen-cerpen tersebut merupakan sarana praktis bagi para pelestari untuk mengenalkan berbagai kearifan lokal yang ada di Nusantara, termasuk yang berkaitan dengan kedudukan manusia baik antarsesama maupun di tengah masyarakat.
Abstract:
This article describle of local genius in cerpen compiled Kolecer & Hari Raya Hantu. The point focus of cerpen compiled is relasionship a people position, there are men and women position in family, child position in family, women position in society, and married tradition. The position women and men are different every local etnis in Nusantara. There all women in ground trandition not have large apportunity to show his identity. Therefore not different child position in family. All child not accept in family because sex factor. The Batak and Minangkabau etnis, examples, they hope a men than women child. Local genius extend in modern life of people. The global exchange not be lost Nusantara properties. Therefore show pro and contra attitude, a keeper of local genius anough have a high commitment. Local genius more extend up than universal genius which not have limited in outhority. This cerpens was practice medium for keepers local genius in Nusantara exposure, connected with people position in individual relasionship and society.
Kata kunci : kearifan lokal, cerpen, wanita, kekeluargaan, kolecer
Abstrak DOC
Abstrak PDF
Send to email
Print
Share on Facebook