Jurnal Administrasi Pendidikan

Abstrak
Bangsa Indonesia akhir-akhir ini menerima cobaan berat. Rentetan peristiwa bencana alam terus terjadi tanpa tahu bagaimana mengatasinya. Jumlah korban tak terhitung lagi Banyaknya. Belum lagi, kerugian fisik, hancurnya gedung, bangunan dan sarana infrastruktur lainnya.
Untuk membantu masyarakat korban, diperlukan berbagai bantuan segera, sehingga mereka dapat tertolong dalam waktu tepat (golden time). Pertolongan yang diberikan sangat tepat apabila berupa pembimbing yang memungkinkan mereka dapat mengatasi kondisi darurat dan pasca bencana dengan segera. Pembinaan seyogyanya memberi Peluang kepada mereka untuk mencurahkan keluh kesah. Pendidikan, pembimbing dan pendampingnya yang diberikan terhadap korban bencana ini hanya mungkin dapat diatasi melalui kegiatan Pendidikan luar sekolah yang memiliki fleksibilitas terhadap segala kebutuhan dan kondisi para korban di lokasi bencana.
Strategi Pendidikan hendaknya mempertimbangkan kelompok umur korban, dengan metode yang memungkinkan korban merasa akrab dan tidak asing dengan pembimbingnya. Bagi orang dewasa, kunci keberhasilan Pendidikan bagi korban bencana adalah keterlibatan diri mereka dalam pembimbingan tersebut. Untuk itu, maka instruktur hendakya mampu membantu korban bencana untuk: (a) mengidentifikasi kebutuhan belajarnya, (b) merumuskan tujuan belajar, (c) ikut serta bertanggung Jawab dalam belajar, (d) berpartisipasi dalam mengevaluasi latihan.
Andragogi (knowless) mendapat dukungan para pakar. Sesuai dengan karakteristik belajar orang dewasa maka metode Pendidikan korban bencana seyogyanya menggunakan diskusi, ceramah, brainstorming, dan role playing. Tidak tepatnya metode dapat mengakibatkan lebih dari satu generasi penerus hilang. Pendidikan juga akan efektif jika terjalin Kerjasama dari berbagai elemen masyarakat selain pemerintah yang menjadi landasan Utama penyelenggara Pendidikan dilokasi.